The Second
  • Reads 3,797
  • Votes 588
  • Parts 10
  • Reads 3,797
  • Votes 588
  • Parts 10
Ongoing, First published Sep 18, 2020
Aku terlambat memulai, seandainya aku memulainya sedikit lebih cepat, apakah ceritanya mungkin berbeda? -Kim Seokjin

Dulu, Aku hanya percaya pada satu cinta... Namun, bertemu denganmu merubah segalanya. -Bae Joohyun

Terlalu rumit untuk dijalani. kalau saja waktu itu aku memilih pilihan yang tepat, mungkin tidak akan menjadi seperti ini. -Kim Taehyung

Dari awal hingga akhir, aku tetap sama. Aku tetap mencintai orang yang sama. -Park Sooyoung
All Rights Reserved
Sign up to add The Second to your library and receive updates
or
#23always
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
After Graduation cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Fiction -sungjake✔ cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Kisah Tak Sempurna cover
Kesayangan Bunda cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover
Stars Behind the Darkness (End) cover
Rafa  cover

Dosa Ku

55 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.