" Itu milikmu. " Adam menunjuk serambi masjid di atas kanannya. " Itu milikku. " Telunjuknya mengarah pada perpustakaan di kirinya. " Dan ini, tempat ini milik kita. " Adam dengan serius mengatakannya pada anisa yang dibuat terperangah atas kata yang sulit dicerna. " Tempat dimana sesuatu yang menjadi milikmu dan milikku bersatu dalam lingkaran kita. " Adam membuat anisa mencerna baik kata katanya. Mereka bertatap pandang sekilas. " Pinter banget becandain cewe. " Anisa mengalihkan pandangan dengan senyum rekahnya. " Ceritain donk siapa orangnya " lanjutnya. " Tempat dimana kita menumpahkan segala suka dan duka. Adam dan Anisa, pertemuan yang tak di sengaja berujung pada misteri sahabat surga" Entah kenapa Adam teringat sebuah novel yg pernah masuk dalam otaknya. Anisa diam seribu bahasa mendengar penuturan Adam barusan. Matanya masih tercengang menyiratkan ketidakpercayaan, hatinya berdetak tak karuan terasa berbeda dari biasanya. " Akan kuceritakan saat wisudaku nanti. " Kata Adam menampilkan senyum manisnya.