[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Laresa Aurora Adrine
Setelah luka menyiram bunganya dengan air mata,
Ia menghapus darah pada wajah dengan senyumnya,
Kemudian tertawa.......
Dan lagi,saga kembali menyuapi clara,masih dengan wajah datarnya.
"Lo baik baik aja?"tanya gema lagi seraya mengusap surai resa lembut
"Yes,i'am verry fine,gue cuma masalalu jadi gak berhak untuk semuanya bukan?"balas resa mati matian menahan kristal bening yang hampir lolos
"Kalo dia bahagia kenapa gue gak,bukannya keikhlasan tertinggi itu merelakan dia meraih kebahagiannya walaupun bukan bersama kita,tapi kebohongan terbesarnya adalah kata yang barusan gue ucapin"
"Resa minta,seandaikan resa pergi kakak gak boleh nangis ya,kalian semua juga jangan nangis!"
Sudah bisa merasakan bagaimana sakitnya mendengar pernyataan sahabat kita yang seolah ingin meninggalkan selama lamanya,seolah menyerah dan ingin pamit dan itu sangat nyata.
Dia menyerah tuhan,dia lebih memilih menemuimu nanti.Gema menyerka air matanya kasar
"Minum!"Titah gema dingin,ia menyodorkan obat dan juga air mineral pada resa yang langsung diterima resa
"Makasih abang,muuahh"Resa mencium pipi kanan gema singkat
"Ganti baju lo!"Lanjut gema memberikan paper bag berisi seragam baru yang gema beli sebelum ke uks tadi,ia juga sudah mengganti seragamnya dengan hodie hitam miliknya.
"Iya"balas resa mengerucutkan bibir kemudian berusaha menuruni brankar
Resa berjalan ingin menuju toilet tapi baru satu langkah tubuhnya ambruk dan kembali berdiri dengan susahnya.
Elga ingin bergerak membantu tapi langsung disergah oleh gema dan membiarkannya.
"Gue cuma mau bantu dia jalan"ujar elga setelah resa berhasil sampai dan memasuki toilet
"Biarin dia sendiri"Datar gema melepas cekalan tangannya pada elga
"Lo kenapa gem?tumben lo tega gini sama resa"Calvin menghampiri dan mengusap punggung gema pelan
"Ada masalah?"Timpal algi bergabung menghampiri gema
"Gue cuma gak mau terlalu sakit kalo dia beneran pergi,apa gue salah?"
Argavanil atau kerap dipanggil Arga adalah sosok anak remaja nakal, dan hobby balapan motor. Dibalik kenakalannya, Arga memiliki segudang prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik.
Hidup sendiri membuatnya hidup bebas tanpa kekangan atau aturan apapun.
Hingga suatu ketika kehidupan tenang Arga tergangu dengan datangnya keluarga kandungnya yang telah lama Arga tinggalkan dan lupakan.
"Pulang sekarang!"
"Gak ada orang asing yang berhak ngatur kehidupan gue!"
"Sayangnya kami bukan orang asing, kamu tidak lupakan, jika kami adalah keluarga kandungmu."
"Sialan!"