Queen Of Ghassan [HIATUS]
  • Reads 2,710
  • Votes 1,158
  • Parts 10
  • Reads 2,710
  • Votes 1,158
  • Parts 10
Ongoing, First published Sep 23, 2020
"Saya gak setuju kalo kamu bilang duri itu lambang kejahatan," ucap gus Ahmad yang sekarang sudah ada dihadapanku.

"Saya nggak butuh persetujuan dari njenengan kok! Kan ini pendapat saya," balasku ketus.

Dia menyeringai atas jawaban yang kulontarkan, "Saya juga gak butuh penolakan dari kamu buat ungkapin pendapat saya."

"Apaan sih, Gus! Jangan buat mood saya buruk deh, masih pagi ini," ucapku sewot. Ish, tua diusia muda nih, kalo aku nikah sama dia.

"Tau nggak, mawar itu ibarat seorang perempuan loh," ujarnya tanpa menghiraukan ucapan dariku.

"Kok bisa?" tanyaku dengan heran. Ok, aku mulai penasaran tentang cerita darinya kali ini.

Gus Ahmad menunjuk pada salah satu mawar, "Perhatikan ini dengan baik."

~~~~~~~~

Bim salabim jadi apa kelanjutan cerita ini? Penasaran kan 😜 yuk baca.

Warning Guys!

Typo bertebaran dimana-mana, buat yang nemuin jangan sungkan buat komen ya.

Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan, biar kalian dapat notice kalo aku publish chapter baru, and jangan lupa vote juga ya cerita nya.
All Rights Reserved
Sign up to add Queen Of Ghassan [HIATUS] to your library and receive updates
or
#9mahabbah
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Job Offer: Wifey cover
Love For Rent (Antagonist Love Story) cover
Susu Supir dan Satpam cover
EVERYTHING, IN TIME  cover
5 Criteria To Be My Boyfriend cover
Cinta Yang Melebur Di Desa [TAMAT] cover
Mysha(21+)  cover
Tanda Seru cover
Personal Assistant! cover
because of my stupidity cover

Job Offer: Wifey

35 parts Ongoing

Mendadak kehilangan pekerjaannya, Runa Anantari kini sah menjadi orang paling memprihatinkan di keluarganya. Berusia tiga puluh tahun, jomblo, ditambah lagi pengangguran. Namun, dunia Runa dibuat jungkir balik ketika William Arlan, aktor paling ngetop se-Indonesia yang sukses menggeser posisi Nicholas Saputra sebagai most wanted bachelor, tiba-tiba menawarkan pekerjaan kepadanya. "Sebentar..." Runa mengangkat sebelah tangannya. Keningnya berkerut dalam, meragukan kalimat di luar nalar yang baru saja ia dengar. "Barusan lo bilang apa?" "Gue bilang, gue sedang menawarkan pekerjaan buat lo," Arlan menyesap kopinya dengan tenang. Pria berkacamata itu meletakkan cangkirnya di atas meja sebelum melanjutkan. "Jadi istri gue."