Flowerez - Pappermint | Phantom
  • Reads 402
  • Votes 43
  • Parts 3
  • Reads 402
  • Votes 43
  • Parts 3
Complete, First published Sep 25, 2020
Aroma bunga dan tanah berpadu menyerang indra penciumanku, bibirku mengulas senyum tanpa mengetahui mana alur membawaku.

Aku mungkin melupakan banyak hal, namun kehangatan yang kurasakan dan kudapatkan darimu, adalah salah satu hal yang tidak pernah hilang dari ingatanku.

Phantom x Doctor!Reader

Arknights © YOSTAR LIMITED & HYPERGRYPH CO,. LTD
Flowerez Collab by Swanrovstte_11
Cover edit by Me (@RainAlexi123)
All Rights Reserved
Sign up to add Flowerez - Pappermint | Phantom to your library and receive updates
or
#2ak
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Dosa Ku cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover
Stars Behind the Darkness (End) cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
After Graduation cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Kesayangan Bunda cover
antagonis wife [TERBIT] cover
Fiction -sungjake✔ cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.