"Ditemukan mayat wanita di daerah Kali Merah, diperkirakan berusia sekitar tujuh belas tahun. Belum diketahui identitas dari mayat ini, polisi masih menyelidikinya lebih lanjut."
"Mayat wanita yang ditemukan di daerah Kambang Iwak berinisial APU, pihak keluarga sudah mengonfirmasi identitas korban. Korban akan dimakamkan di TPU Melati secara layak."
"Hingga detik ini, polisi masih belum bisa menemukan pelaku pembunuhan. Menurut penelitian, sebelum dibunuh, saudari APU dipukuli berkali-kali kemudian ditusuk sebanyak dua puluh tusukan. Pihak keluarga tidak ingin melanjutkan otopsi, mereka ingin mempercepat pemakaman korban."
Berita kematian sahabat mereka sangat tidak wajar. Setelah menghilang tanpa kabar selama seminggu, Anandia Pratiwi Utami, kerap dipanggil Tiwi ini diberitakan meninggal oleh berbagai media.
Sebagai sahabat, Alfa, Isabel, Naura, dan Chiko, tentu tidak menerima kematian Tiwi. Mereka tidak suka cara polisi yang terkesan menutup-nutupi bukti dan pihak keluarga yang seakan pasrah atas apa yang terjadi.
Mereka ingin menemukan pembunuhnya. Tiwi pasti memiliki alasan yang kuat sampai ia harus dibunuh dengan keji.
Saatnya mereka melakukan penyelidikan bersama, demi sahabat mereka. Anandia Pratiwi Utami.
***
Perhatian!!!
Segala yang ada di cerita ini merupakan fiksi belaka. Jika ada kesamaan tempat, tokoh, dan peristiwa, mohon dimaafkan karena ini murni dari imajinasi saya sendiri. Tidak ada yang benar-benar terjadi dalam cerita ini di dunia nyata.
"aku memutuskan pertunangan denganmu"
teriak pria berambut pirang yang tak lain adalah pangeran.
dan seorang gadis yang menangis di tengah tengah aula yang merupakan seorang Villainess itu.
gadis itu di permalukan oleh pangeran dan hanya mampu menangis.
prtoganis pria dan wanita akan selalu bahagia dan antagonis akan selalu mendapat penderitaan.
tapi bukankah dunia ini terlalu mudah di tebak?
bagaimana kalau kita rubah jalan ceritanya?.
dimana protagonis pria dan protagonis wanita akan menderita dan antagonis akan bahagia.
balas dendam
ya mari kita mulai membalas dendam kita karna di permalukan seperti ini