Masa-masa SMA adalah masa paling menyenangkan. Berbagai hal tak terlupakan terjadi pada masa SMA. Mengenal arti persahabatan, percintaan bahkan penghianatan. Begitu banyak cerita dilalui walaupun kenikmatan sesungguhnya baru dirasa pada kelas 11-12. Farissa hanya salah satu murid SMA dengan pandangannya sendiri. Impiannya bukan diterima masuk sekolah favorit daerah melainkan sekolah di kota. Dia melampiaskan kekecewaannya dengan menjadi anak tak tahu diri. Saat pendaftaran, bukannya dia bersemangat untuk mendaftar melainkan sang ibu hingga membuat ibunya menangis. Awal masuk sekolah, dia begitu sulit berbaur dengan teman sekelasnya karena dia selalu berada di zona nyamannya. Dia selalu bergantung pada Rida, sang sahabat dimana satu kelas dan teman sebangkunya. Perubahan tak begitu tampak dari diri Farissa. Dia terlalu kaku untuk bersosialisasi. Perubahan besar terjadi saat kelas II. Farissa mau tidak mau harus menerima tak lagi satu kelas dengan Rida walaupun mereka di jurusan sama. Keadaan akhirnya membuat Farissa berbaur dengan teman sekelasnya. Dia mulai terbuka dengan teman-teman barunya. Bahkan dia bersemangat dalam setiap kegiatan bersama-sama. Inilah cerita seorang Farissa. Anak introvert dan pandangannya...