"Kehidupan sebagai Putri Marquess adalah kemewahan yang tak akan pernah bisa kurasakan meskipun aku mati dan hidup kembali di dunia ku. Jadi, alih-alih aku membuang waktu untuk mencari tau alasan ku kemari dan bagaimana cara ku kembali, lebih baik ku nikmati saja keajaiban yang Tuhan berikan padaku."
Marlene Magdalene von Kruiztal telah mati.
Ia yang kulit nya kemerahan bagai kesemek matang dan rambut sehitam arang itu sudah mati, setahun lalu, ketika ia terjatuh dari balkon di usianya yang baru 14 tahun.
Ketika tubuh ringkih dan lemah itu menggerakkan kelopak matanya untuk pertama kali semenjak setahun, seharusnya mereka sadar, bahwa Putri mereka-Marlene-, telah tiada, dan aku-yang tak habis pikir mengapa-merasuk ke dalam tubuh tak berjiwa miliknya.
Dunia ini bukanlah novel, ataupun komik. Benar-benar dunia asing dimana aku tak tau apa-apa dan mengapa aku berada disini. Jika cerita-cerita picisan biasa yang ber-setting era Medieval atau Renaisans menceritakan seorang gadis modern yang terlempar masuk ke dalam cerita novel atau komik, aku yang ada disini, detik ini, sebagai seorang Putri Marquess, sama sekali tidak punya ide apapun mengenai dimana aku, dan mengapa aku ada disini.
Awalnya, aku pikir, kehidupan seperti ini tidaklah buruk. Meski tiga Putera Duke mengejarku seperti serigala mengejar domba, aku tidak perduli.
Setidaknya, sampai aku sadar.
Ada... Sesuatu.
Ada... Yang lebih tinggi, dan lebih kuat.
Ada... Yang lain, yang menginginkan kehidupan Marlene Magdalene von Kruiztal... Dengan penuh benci dan nafsu membunuh yang besar... Tanpa aku ketahui, apa alasannya..