Keranjang Isi Pena
  • Reads 38
  • Votes 1
  • Parts 9
  • Reads 38
  • Votes 1
  • Parts 9
Ongoing, First published Sep 28, 2020
Dipinggiran kota, tukang cukur kue cucur samping simpang air mancur menghias tembok-tembok peninggalan nenek moyang mereka dengan cat-cat warna terang senada dengan koran-koran hasil adiknya memilih di kelas saat akan membeli poster kaligrafi di galaderi.

Ini bukan puisi, cuma lahan kosong yang tadinya bekas serambi disulap menjadi keranjang tumpukkan jerami. Tidak abadi. Nanti juga dihapus lagi. Karena belum ada nyali, untuk kembali berorientasi.
All Rights Reserved
Sign up to add Keranjang Isi Pena to your library and receive updates
or
#17asal
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Rengkuh Rasa, Remuk Raga cover
kumpulan cerpen kookmin/Jikook (book 2) cover
My SIN (GXG iam Lesbian)  cover
Rembulan Yang Sirna cover
အချစ်၏ဟန်ပန်-𝑻𝒉𝒆 𝑺𝒕𝒚�𝒍𝒆 𝑶𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆(Complete) cover
Gus Arsya Is My Husband [Hiatus] cover
The Queen Sheyna (END) cover
30 AKSARA MAHABBAH [ON GOING] cover
Prolog Kepada langit cover
Puisi cover

Rengkuh Rasa, Remuk Raga

74 parts Ongoing

Manusia dan searsip perasaan tidak pernah ada selesainya. Rasanya aku ingin meraung, lelah terdistraksi oleh rumitnya pemikiran orang lain. "Belajarlah tumbuh dari luka," katamu berusaha membunuh resahku. Dalam sesak diriku menjawab, "dan semoga luka itu juga mau menerima aku." Aku tau seberapa sulitnya menjadi manusia, atau seberapa banyak sakit yang harus kamu tahan hanya karena tidak punya tempat berkeluh-kesah. Untuk tubuh-tubuh yang remuk oleh luka, sajak-sajak ini lahir untuk membimbingmu merengkuh seluruh perasaan. *** ©2025