"Mas," panggilnya dengan napas yang mulai lelah. Berulang kali hendak melepas penutup mata tapi fokusnya pada mengimbangi. Hingga ia harus kembali terkulai dan mendengar suara dari pria yang bersamanya. Berbeda. "Mas Bahri?" Jelita membuka penutup mata. Ia tak melihat siap pun di sana. Masih gelap. Tangannya mengambil ponsel, mengarahkan ke beberapa sudut ruang, tapi tak ada siapapun. Ruangan itu terlalu lega, sehingga tak semua terkena cahaya senter dari ponselnya. "Astaghfirullah," ucapnya dengan gemetar. Ia mulai mencari pakaian dan memakainya. Ketakutan dan hampir menjerit, mengingat apa yang terjadi barusan bukanlah dengan suaminya.
11 parts