Menceritakan perjalanan seorang gadis yang terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Lika-liku kehidupan yang selalu menghiasi perjalanannya membentuk jati diri yang kokoh dalam jiwanya. Dengan hamparan cinta yang menyelimuti, dia tuangkan semua keluh kesah hati dan pikiran. Bersama orang disekeliling, dia genggam bersama harapan dan doa. Terkisah dalam sudut pandang yang tak pernah terbaca, terluapkan dalam dzikir dan rindu. Terus mencari, mangorek, dan menggali dengan perjuangan dari merangkak hingga berlari, terlukiskan dalam rangkaian kisah hidupnya. Sampai pada kehilangan yang tak berwujud, hanya meninggalkan jejak tetesan air dalam duka. Menunggu pun ikut mengikuti dalam untaian rencana hidupnya. Ujung belum terlihat, dan disitulah dia terus berjalan mencari jati diri kehidupan yang sesungguhnya, dengan Dzikir Bersama Rindu.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan