Nauren Ket Nien, gadis pendiam dan tidak mau berurusan dengan banyak orang itu mempunyai mimpi besar di hidupnya. Ia pintar dan tak banyak bicara, namun siapa sangka ia senang membolos pada masa ia akan melepas bed seragam SMA-nya. Tempat terbaik saat membolos adalah rumah kakeknya, sang ayah pun tidak pernah tahu. Akan tetapi semua mulai berubah semenjak kakeknya meninggal. Sang ayah, Arwan Maulana mulai mengekang sang anak. Ia membenci anak gadisnya yang suka bermusik. Namun, semakin lama Nauren semakin sesak akan belenggu itu. Ia mencoba membuat cara agar keluar. Ika Widya, sahabat Nauren yang selalu memberikan dukungan terhadap mimpi Nauren. Akan tetapi, ia yang terobsesi menjadi model itupun mengalami hal yang sama dengan sahabatnya. Depresi, kondisi mereka yang tidak banyak orang ketahui. Berjuang sendiri disaat orang lain menganggapnya gila dan berlebihan. Apakah ambisi pada sesuatu harus disalahkan? Bukankah manusia juga perlu ambisi untuk mimpinya? Namun kenapa semua menghina dan meremehkan. Apakah mereka Tuhan yang bisa dengan sesukanya tahu kejadian masa depan? Belenggu itu semakin menyesakkan Nauren, sampai pada suatu ketika ia memutuskan untuk melepas semua. Semua termasuk keluarganya. Menghadapi dunia keras miliknya sendiri. Tekanan itu semakin menunjam dan membuat Nauren harus tetap bertahan demi janji kembali pada ayahnya suatu saat nanti. Ia harus sukses, itulah misinya. Ia tak peduli cacian orang dan remehan orang. Seperti kata kakeknya, berusaha dengan maksimal hasilnya pasrahkan kepada Tuhan. Sesakit apapun itu, itulah perjuangan yang sebenarnya. Bertahan di atas tekanan dan depresi membuatnya kelimpungan. Ambisi itu semakin menunjam membuat ia lupa akan kesehatannya. Waktu demi waktu bergulir, hinaan berubah menjadi peluang. Namun, ia memporsikan secara berlebihan dan membuat hidupnya terporak-porandakan secara perlahan. Bagaimana perjalanan kehidupan Nauren? Jadilah saksinya. Novel ini dibuat bersama-sama dengan Komunitas Prakita❤️