First Love
  • Reads 350
  • Votes 35
  • Parts 5
  • Reads 350
  • Votes 35
  • Parts 5
Ongoing, First published Oct 05, 2020
Setelah  tiga tahun tidak bertemu, Neji dan Tenten di pertemukan kembali dalam satu sekolah yang sama. Di sinilah kisah mereka di mulai, kisah cinta antara cowok tampan yang genius dengan gadis tombol yang hobi main basket.

Bagaimana kisah mereka? Baca aja yuk!!
Jangan lupa follow akun wp ku dulu ya!
All Rights Reserved
Sign up to add First Love to your library and receive updates
or
#25nejitenten
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
𝐒oerabaja, 1730 cover
antagonis wife [TERBIT] cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
After Graduation cover
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
He Fell First and She Never Fell? cover
BABY CHANIE cover
Rafa [End💗] cover
The Best Of Miracle cover

𝐒oerabaja, 1730

38 parts Ongoing

"Berlarilah sejauh mungkin Dhiajeng, karena jika aku menangkapmu, salah satu kakimu akan hilang untuk selamanya." *** Dhiajeng Pratistha, seorang siswi yang dipaksa mencintai sejarah tiba-tiba terlempar pada abad ke-17, di mana masa kolonialisme sedang membangun kejayaannya. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, sosok yang berkuasa adalah Matthias von Herhardt, karakter novel dark romance yang baru saja dia tamatkan diperjalanan menuju Surabaya. Ini bukan hanya berkisah tentang Dhiajeng saja, melainkan sosok Gubernur-Jenderal yang hidup monoton. Kehidupan serba mewah, memiliki kekuasaan tertinggi, dan sempurna. Terbiasa mendapatkan apapun yang dia inginkan, Matthias merasa buruk ketika gadis pribumi yang derajatnya rendah tidak menghormatinya dengan baik. Segala cara pun Matthias lakukan untuk membuat Dhiajeng bersujud, menangis, sampai memohon. Langit biru di bumi hijau menjadi saksi bagaimana jungkir balik Dhiajeng yang berusaha melarikan diri dan begitu pula berubahnya dunia Matthias saat merasakan sesuatu yang mereka sebut cinta. "Bagaimana? Puas bermain kejar-kejaran denganku?" ejek Matthias tersenyum angkuh. *** Peringatan : romansa gelap, dewasa, mengandung adegan yang tidak patut dicontoh! Cry, or Better Yet, Beg. © Van Ji & Solche.