"Apakah Tuhanmu akan marah, jika aku mencintai dan menyayangimu?" "Tolong tanyakan pada Tuhanmu, apakah aku yang bukan umat-Nya boleh mencintai hamba-Nya?!" Sebuah pertanyaan sederhana yang mampu mengusik ketenangan jiwa. Pertanyaan yang mampu membuat dua sejoli itu merasa resah dan gelisah. Cinta itu datang sendiri di tengah dua keyakinan yang berbeda. Hingga keduanya terjebak dalam zona nyaman dan rasa takut kehilangan. Akankah keduanya akan tetap bersama meskipun dengan keyakinan yang berbeda? Ataukah salah satu dari iman mereka akan menyerah? "Tuhan memang satu, aku dan kamu yang menyebut-Nya dengan cara yang berbeda."