KOMA | End
  • Reads 146,101
  • Votes 12,076
  • Parts 38
  • Reads 146,101
  • Votes 12,076
  • Parts 38
Complete, First published Oct 07, 2020
8 new parts
Tidak pernah terpikir sebelumnya oleh Gema, dia mencintai Dokter yang merawat ayahnya sendiri, memacarinya sampai mengikat janji. Namun, apa jadinya jika derajat menjadi sekat baginya dengan dia. 

"Suka banget sama jas Dokter, kenapa, sih?" tanya Ansel sembari membaca beberapa berkas.

"Suka aja. Aku pengen jadi Dokter juga, karena enggak kesampaian seenggaknya punya suami Dokter, deh." Gema terkikik.


(Dilarang mengutip atau menjiplak sebagian/keseluruhan cerita ini tanpa izin)


Selamat membaca.
Follow akun author ya :-)

Rank 121 in General Fiction - 27-Juli-2022
Rank 124 in General Fiction- 15 Juli 2022
Rank 136 in Generan Fiction - 1-6-2022


10 in sedih 24-mei-2022
3 in Gema 6 Juni 2022
1 in Koko 6 Juni 2022
1 in Dokterganteng - 21-okt-2022
All Rights Reserved
Sign up to add KOMA | End to your library and receive updates
or
#5sad
Content Guidelines
You may also like
Lentera di Batas Senja (TELAH TERBIT di LOVRINZ) by SalRita4
69 parts Complete
" Waktumu 5 bulan, selama itu silahkan nikmati hidupmu sebelum kamu merangkak pergi dari hidupku" Ana terdiam, kembali menunduk. Ia sudah menyangka jika ini pasti terjadi. Lelaki itu tidak mungkin bisa menerimanya begitu saja. Tetapi mengapa sayatan didalam sana masih juga terasa ketika mendengar pengusiran secara tidak langsung itu. " Gunakan ATM itu untuk memenuhi apapun yang kamu inginkan. Kamu pasti perlu merayakan keberhasilanmu. Jangan khawatir, kartu itu tidak akan kehabisan isi hanya untuk memenuhi kebutuhanmu" kata Raga Ana menelan Saliva dengan kasar, tenggorokannya terasa dicekik oleh tangan tak kasat mata. " Kamu juga boleh tinggal disini sebelum waktumu habis dan aku akan mengusirmu" Ana menggenggam erat tali tas ditangan untuk menyalurkan kesakitanya. " Beberapa bulan lagi aku wisuda, setelah itu aku akan menikahi kekasihku... Raga menghentikan kalimatnya ketika Ana mengangkat wajah dan pandangan mereka kembali bertemu. Tentu saja gadis itu terkejut dengan kalimatnya, tetapi dia hanya bungkam tidak mencoba untuk menyela ucapannya. " Pastikan... saat itu tiba kamu sudah menghilang dari hidupku, tidak perlu lagi mengacaukan apapun yang akan kembali aku tata. Tempatmu bukan disini, kekasihku lah pemilik sesungguhnya, Kamu hanya dipinjamkan sebentar karena kekonyolan orang tuaku" Raga terdiam sebentar, menghela nafas berulang kali ketika entah karena apa sesak itu terus menerus menyerangnya. " Kebersamaan ini tidak lebih dari sebuah paksaan. Jadi, aku akan melepaskan ketika waktunya sudah tiba. Aku akan menceraikan mu.." " Aku harap... saat itu kamu tidak akan membuatku kesulitan lagi, dan ketika saat itu tiba, mari berpisah dengan benar, saling meninggalkan dan melupakan. Kamu bisa mencari kebahagiaanmu tanpa harus melibatkan aku didalamnya dan aku juga akan menjemput kebahagiaanku dengan kekasihku" tegas raga Dibalik tundukannya, Air mata itu akhirnya terjatuh juga, cukup menggambarkan seberapa kuat kesakitan yang ia terima.
You may also like
Slide 1 of 10
Lentera di Batas Senja (TELAH TERBIT di LOVRINZ) cover
Mimpi Yang Terluka [END] cover
Panji and His Effort [ completed ] cover
Transmigrasi Seksi Bumil  cover
Black Court | Kevin Sanjaya ✔ cover
OBSESSED (21+) cover
GAVIN 21+ cover
Pacaran Online  cover
Setinggi Mimpi (Completed) cover
Terangkai Semu (End) cover

Lentera di Batas Senja (TELAH TERBIT di LOVRINZ)

69 parts Complete

" Waktumu 5 bulan, selama itu silahkan nikmati hidupmu sebelum kamu merangkak pergi dari hidupku" Ana terdiam, kembali menunduk. Ia sudah menyangka jika ini pasti terjadi. Lelaki itu tidak mungkin bisa menerimanya begitu saja. Tetapi mengapa sayatan didalam sana masih juga terasa ketika mendengar pengusiran secara tidak langsung itu. " Gunakan ATM itu untuk memenuhi apapun yang kamu inginkan. Kamu pasti perlu merayakan keberhasilanmu. Jangan khawatir, kartu itu tidak akan kehabisan isi hanya untuk memenuhi kebutuhanmu" kata Raga Ana menelan Saliva dengan kasar, tenggorokannya terasa dicekik oleh tangan tak kasat mata. " Kamu juga boleh tinggal disini sebelum waktumu habis dan aku akan mengusirmu" Ana menggenggam erat tali tas ditangan untuk menyalurkan kesakitanya. " Beberapa bulan lagi aku wisuda, setelah itu aku akan menikahi kekasihku... Raga menghentikan kalimatnya ketika Ana mengangkat wajah dan pandangan mereka kembali bertemu. Tentu saja gadis itu terkejut dengan kalimatnya, tetapi dia hanya bungkam tidak mencoba untuk menyela ucapannya. " Pastikan... saat itu tiba kamu sudah menghilang dari hidupku, tidak perlu lagi mengacaukan apapun yang akan kembali aku tata. Tempatmu bukan disini, kekasihku lah pemilik sesungguhnya, Kamu hanya dipinjamkan sebentar karena kekonyolan orang tuaku" Raga terdiam sebentar, menghela nafas berulang kali ketika entah karena apa sesak itu terus menerus menyerangnya. " Kebersamaan ini tidak lebih dari sebuah paksaan. Jadi, aku akan melepaskan ketika waktunya sudah tiba. Aku akan menceraikan mu.." " Aku harap... saat itu kamu tidak akan membuatku kesulitan lagi, dan ketika saat itu tiba, mari berpisah dengan benar, saling meninggalkan dan melupakan. Kamu bisa mencari kebahagiaanmu tanpa harus melibatkan aku didalamnya dan aku juga akan menjemput kebahagiaanku dengan kekasihku" tegas raga Dibalik tundukannya, Air mata itu akhirnya terjatuh juga, cukup menggambarkan seberapa kuat kesakitan yang ia terima.