KLM #2: Lintang | ✔
  • Reads 6,829
  • Votes 2,471
  • Parts 31
  • Reads 6,829
  • Votes 2,471
  • Parts 31
Complete, First published Oct 07, 2020
Highest rank
#1 poetry (12/10/2023)
#1 diksi (12/01/2023)
#1 words (08/03/2023)
#1 antologi (22/06/2023)
#1 puisiindonesia (12/01/2023)
#1 wattpadpoetry (07/01/2023)
#1 pecintasastra (07/01/2023)
#2 syair (12/01/2023)
#2 sastraindonesia (12/01/2023)
#2 berpuisi (06/01/2023)
#3 poem (14/01/2023)
#4 nonfiction (14/01/2023)
#4 lintang (12/01/2023)
#5 quote (14/01/2023)
#6 sajak (14/01/2023)
#7 favorit (12/01/2023)
#15 puisi (12/10/2023)

LINTANG (n.)
Menurut lebar suatu bidang (ruangan, bumi, dan sebagainya); malang; melintang.

Kugenggam potret sosok yang masih mendiami sisi paling pinggir hati.

"Apa kamu merindukan aku?"
Pikirku jauh ke sana kemari, membayangkan wajahmu. Sedikit tersenyum geli.

Ya, sebentar lagi waktunya. Ini penantianku. Esok, perjalanan kita akan dimulai kembali. 

Bersiaplah, karena baik aku maupun kamu tidak pandai menebak jalan yang terbentang di depan sana. Nikmatilah kembali, setiap rasa dalam perjalanan yang tidak mengenal henti.

***

Seri Dua dari antologi puisi KLM

©2023
All Rights Reserved
Sign up to add KLM #2: Lintang | ✔ to your library and receive updates
or
#436sajak
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Rengkuh Rasa, Remuk Raga cover
Arrogant vs Crazy  cover
goddes of the dawn. ✔ cover
N A L A (Cerita Nala) cover
အချစ်၏ဟန်ပန်-𝑻𝒉𝒆 𝑺𝒕𝒚𝒍𝒆 𝑶𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆(Complete) cover
Jarak Waktu Dan Rindu cover
Kumpulan Puisi Berantai yang bikin Ngakak cover
Intuisi [END] cover
ANOMALI ✔ cover
Lokatraya cover

Rengkuh Rasa, Remuk Raga

24 parts Ongoing

Manusia dan searsip perasaan tidak pernah ada selesainya. Rasanya aku ingin meraung, lelah terdistraksi oleh rumitnya pemikiran orang lain. "Belajarlah tumbuh dari luka," katamu berusaha membunuh resahku. Dalam sesak diriku menjawab, "dan semoga luka itu juga mau menerima aku." Aku tau seberapa sulitnya menjadi manusia, atau seberapa banyak sakit yang harus kamu tahan hanya karena tidak punya tempat berkeluh-kesah. Untuk tubuh-tubuh yang remuk oleh luka, sajak-sajak ini lahir untuk membimbingmu merengkuh seluruh perasaan. *** ©2025