Menyusuri setiap sela-sela pohon cemara perlahan kami pun meninggalkan pangkal hutan cemara, dan pergi ke ujung hutan cemara. Terik matahari yang mulai beraksi untuk menusuk kulit, kini sudah tepat satu hari kami terjebak berada dalam dimensi lain yang belum jelas apa maksudnya.
"Ternyata mengagumi orang tanpa orang itu tau seru juga ya, kita jadi bisa ngatur perasaan kita sendiri jadi ada kalanya saat kita menyerah setidaknya ada persiapan hati sendiri" aku berbicara tanpa memandang Arash,
Vote= sedekah jariyah❤️
#88 in karya, from 2k stories (Sen, 19 July 21)
#1 in karya, from 2.03k stories (Min, 31 July 21)🥇
#53 patah, from 4.76k stories (Kam, 26 Agt 21)
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan