Awan
  • Leituras 4,891
  • Votos 572
  • Capítulos 13
Inscreva-se para adicionar Awan à sua biblioteca e receber atualizações
ou
#499minhee
Diretrizes de Conteúdo
Talvez você também goste
ESHA🍓 || (END) , de rereyncii_
97 capítulos Concluído
🚫⚠️𝐆𝐀𝐔𝐒𝐀𝐇 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓 𝐍𝐎𝐑𝐀𝐊𝐊‼️𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓 𝐆𝐖 𝐒𝐔𝐌𝐏𝐀𝐇𝐈𝐍 𝐃𝐀𝐏𝐄𝐓 𝐇𝐀𝐓𝐄 𝐂𝐎𝐌𝐄𝐍𝐓‼️𝐭𝐞𝐫𝐤𝐞𝐬𝐚𝐧 𝐤𝐮𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐬𝐨𝐩𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐛𝐨𝐝𝐨𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐭𝐚𝐮 𝐜𝐚𝐫𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐌𝐄𝐍𝐆𝐇𝐀𝐑𝐆𝐀𝐈 𝐤𝐚𝐫𝐲𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐦𝐚𝐮 𝐧𝐢𝐫𝐮 𝐈𝐙𝐈𝐍 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐠𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐢𝐳𝐢𝐧𝐢𝐧 𝐘𝐀 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐌𝐀𝐊𝐒𝐀⚠️🚫 bagaimana jika suatu keluarga yang misterius terkenal dingin, kejam dan haus darah bahkan orang orang mengatakan jika keluarga ini lebih jahat daripada iblis balik lagi ke topik utama gimana kalau keluarga kejam... emmm maksudnya salah satu dari anggota keluarga itu tiba-tiba mengadopsi seorang balita perempuan yang tak sengaja di temukan di pinggir jalan sambil menjual bunga? apakah balita itu akan hidup bahagia? atau justru sebaliknya? hemmm kalau penasaran silahkan baca hihi _______ "aman aman au eli unga na Eca ida? aga na yima yibu atu aman au?" seorang balita mungil menarik narik celana milik pria tinggi yang sedang menelfon seseorang pria tadi menunduk dan mematikan sambungan telepon nya sepihak, ia berjongkok dan menatap balita itu dari balik kacamata hitam nya "kau menjual bunga?" tanya nya balita itu mengangguk dengan senyum lebar "aman au?" tawar nya lagi "𝑚𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑘" batin pria itu _______
Talvez você também goste
Slide 1 of 9
KARAFERNELIA  cover
ESHA🍓 || (END)  cover
Melankolia [Terbit] cover
Moment Of Alwaysness (MOA)  cover
Duke's Grip cover
Serena'de cover
HAPPINESS [END] cover
ZAHIRA SI PROTAGONIS ( TAMAT ) cover
MAHESA ALFARENZO cover

KARAFERNELIA

44 capítulos Em andamento

Cerita ini menggambarkan perjalanan emosional Bryan dan Alesha serta dampaknya pada anak-anak mereka, menggambarkan kebahagiaan di tengah kesedihan dan harapan untuk masa depan. .... Raka berdiri di tengah kamar, wajahnya merah dan napasnya memburu. "Lu mending keluar dari kamar gue sekarang juga! Lu cuma ganggu gue, tau nggak? Bicara yang penting-penting aja, jangan cuman bikin ribut!" ujarnya dengan emosi memuncak. Bian, yang sudah lelah dengan suasana tegang, menjawab dengan nada kesal, "Biasa aja napa sih? Iya, iya, gue keluar. Gue nggak akan ganggu lo lagi." Dengan geram, Bian membuka pintu dengan keras dan menutupnya sampai bergetar. Kamar itu kini hening. Raka berdiri diam, meresapi kesunyian yang menggigit. Di sudut kamar, dia membiarkan air mata menetes perlahan, wajahnya tersembunyi di balik tangan. Dalam isak tangisnya, dia berbisik, "Gue nggak benci, gue cuma kangen. Gue pengen banget ngerasain pelukan dari sosok ayah, tapi dia udah punya keluarga sendiri, jadi gue nggak bisa ganggu dia." Raka merasa frustasi dan terpuruk, merasakan setiap detik beratnya kepergian dan kekosongan yang ditinggalkan. Seperti jejak langkah yang meninggalkan bekas, kenangan itu terus menghantui dan menyisakan luka dalam hati.