Story cover for Thank You , Abi. by SVCDYNG
Thank You , Abi.
  • WpView
    Reads 133
  • WpVote
    Votes 20
  • WpPart
    Parts 5
  • WpView
    Reads 133
  • WpVote
    Votes 20
  • WpPart
    Parts 5
Ongoing, First published Oct 10, 2020
"Alam semesta tidak pernah bercanda. Ia memberi apa yang ingin kita miliki , Ia mengampuni apa yang telah kita perbuat , Dan ia juga memberikan tempat singgah yang disebut dengan rumah sesungguhnya. Jika diperintahkan untuk berterimakasih , aku hanya akan berterima kasih sekali saja dalam seumur hidupku kepada semesta. Terimakasih telah mempertemukan aku dengan seseoarang yang sama seperti mu, memberikan apa yang aku ingin , menerima semua kekuranganku , dan memberikan tempat singgah yang kujadikan rumah sesungguhnya." Kutipan terakhir dari seorang penulis yang terkenal , sebelum akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya. 

Setiap orang pasti mempunyai mimpi yang berbeda-beda , sama seperti Salsabila Zahra. Sedari kecil , ia selalu bermimpi menjadi seorang penyanyi terkenal yang ingin lagu original nya terkenal dimana-mana. Namun , lagu-lagu Salsa tidak pernah sesuai dengan ekspektasinya. Ia tidak bisa menyampaikan pesan dari lagu itu seperti penyanyi lainnya. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang bisa memberikannya lirik yang bagus. Orang itu adalah Abimanyu Guntur. 

Mereka pun menjadi dekat hingga akhirnya bisa menggapai mimpi masing-masing , namun kisah cinta mereka tidak berakhir menyenangkan seperti karir mereka.
All Rights Reserved
Sign up to add Thank You , Abi. to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Yang Amerta di Dalam Aksara (HIATUS)  by saharahaa
8 parts Ongoing
Kiran, seorang penulis muda yang jiwanya terperangkap dalam labirin kenangan. Dua tahun setelah kepergian Samudera, kekasihnya, dalam sebuah kecelakaan tragis, Kiran tak lagi menulis untuk dunia, melainkan hanya untuk satu pembaca; Samudera sendiri. Ia memahat setiap tawa, setiap tatapan, ke dalam aksara-aksara yang tak pernah ia terbitkan, menciptakan sebuah 'amerta'─keabadian─pribadi di mana samudera tak pernah benar-benar mati. Buku-buku usang, pena yang setia, dan aroma tinta adalah saksi bisu ritual nya, mengubah kamar menjadi sebuah tempat bagi masalalu. Namun, pengabdiannya pada kenangan mulai menggerogoti kehidupannya yang sekarang. Keluarga Kiran resah, teman-teman nya perlahan mulai menjauh, dan dunia menyusut menjadi sempit, hanya berputar pada poros Samudera. Ia seperti hantu yang melayang di antara baris-baris kalimatnya sendiri, menolak untuk bergerak maju. Hingga suatu hari, sebuah undangan pameran kaligrafi yang mulanya ia abaikan, secara tak terduga mempertemukannya dengan Arjuna, seorang seniman kaligrafi misterius dengan mata sekelam tinta cina dan tangan yang seolah menari di atas kertas. Arjuna, dengan caranya sendiri yang unik, tampak mampu menembus lapisan-lapisan aksara yang Kiran tulis, bukan sekedar membaca kata, melainkan merasakan emosi dan memori di baliknya. Interaksi mereka, yang mulanya canggung dan penuh resistensi dari Kiran, perlahan membuka celah pada benteng kesendirian yang ia bangun. Arjuna bukan pengganti Samudera, melainkan sebuah cermin yang memaksa Kiran melihat bahwa 'amerta' sejati bukanlah sebuah penjara kenangan, melainkan kemampuan untuk membiarkan kenangan hidup di dalam hati, tanpa harus menghentikan denyut kehidupan. Kiran harus menghadapi pertarungan terbesarnya; melepaskan genggaman pada masalalu yang abadi dalam aksara, demi merangkul masa kini yang menjanjikan 'amerta' dalam bentuk lain─kehidupan itu sendiri, dengan segala luka dan kemungkinan indahnya.
SENJA DI PUNCAK TANGKILING by Chaterine0202
2 parts Complete Mature
"Jangan menatapku". Abrar masih dengan mata terpejam "Kenapa ?" " Nanti kau bisa lupa pada pacar mu". "Pfffffpfffff" Awinda mengantupkan kedua bibirnya mencegahnya tertawa lebar. "Kau benar ". " Jadi kau sudah punya pacar". " Kau mengintrogasi ku ". Kini Awinda membalasnya. Abrar menelan Salivanya. Terdiam dalam senyapnya. Ia tak ingin melanjutkan pertanyaan apapun. Karena jika ia banyak tahu kenyataan, maka bisa jadi hal - hal pahit yang akan ia dapatkan. Hidup mengajarkannya untuk sering menerima kenyataan pahit ketimbang mengharapkan sesuatu yang ternyata hanya sebatas angan dan impian. "Cepat tidur". "Belum mengantuk" sahutnya cepat. " Kenapa kau biarkan aku mengambil baju dan celana mu padahal kamu punya tenda ini. ? Bodoh ". " Ambil lah apapun yang kau mau dari ku". " Sejak kapan kau menjadi buaya ? " " Setelah masuk kedalam lubang tanah dan bertemu ratu buaya ". Awinda mencubit perut Abrar. Sehingga ia menggelinjang nyeri dan meminta ampun. Ia meraih tangan Awinda dari perutnya dan meletakkannya didadanya. " Tidurlah, ini peringatan ku yang terakhir". Perlakuan Abrar membuatnya meringis, kini Abrar juga mulai mengamcamnya. Berusaha memejamkan mata dan perasaan hangat itu kembali menjalar ulu hatinya. Ia kesulitan untuk menarik nafas namun ia mencoba menghirup udara lewat mulutnya lalu mengeluarkan kembali perlahan. " Kau kedinginan ? " Abrar membuka suara, " Hmmm " "Kau bisa terkena hipotermia dan sulit bernafas".
 HAZELA || REVISI!! by sweedzz_
24 parts Complete
Hazela oleh sweedzz_ Hazela Abraham lahir sebagai seorang kembar, tapi hidupnya tak pernah seimbang seperti seharusnya. Di antara dua wajah yang serupa, hanya satu yang selalu mendapat cahaya. Dan itu bukan dirinya. Sejak kecil, Hazela terbiasa menjadi bayang-bayang Bianca, saudara kembarnya yang sempurna, cerah, dan selalu dicintai semua orang. Termasuk oleh Samudra, lelaki yang Hazela panggil kekasih, namun tak pernah benar-benar membuatnya merasa menjadi satu-satunya. Setiap hari adalah perjuangan. Perjuangan untuk didengar, diperhatikan, bahkan sekadar diakui. Samudra selalu ada... tapi tak pernah untuk Hazela. Hatinya, langkahnya, dan keputusannya, semuanya selalu condong pada Bianca. "Kamu bisa ke kantin sendirian, kan?" Kalimat yang seharusnya biasa, tapi terdengar seperti tamparan ketika disampaikan oleh orang yang kau sebut rumah. Hazela tidak butuh dunia. Ia hanya ingin satu hal: dianggap penting, walau hanya sekali. Ia bukan meminta dunia. Ia hanya memohon tempat kecil di hati seseorang yang katanya mencintainya. "Jadiin aku prioritas kamu, Sa... sekali saja, sebelum aku tidur untuk selamanya." "Kamu prioritas aku, Zel... tapi sekarang, menjaga Bianca lebih penting daripada kamu." Ketika cinta menjadi luka, dan kehadiran menjadi beban, apa yang tersisa dari sebuah hubungan? Akankah kamu tetap bertahan mencintai seseorang yang tak pernah memilihmu? Hazel hanya punya satu permintaan sederhana sebelum segalanya terlambat: "Berikan aku kebahagiaan, sebelum aku pergi. Itu saja."
You may also like
Slide 1 of 10
Yang Amerta di Dalam Aksara (HIATUS)  cover
DIFFERENT TWINS [ END ]  cover
RAPUH!  cover
SENJA DI PUNCAK TANGKILING cover
CERPEN (END) cover
Trapped in Crime cover
Alkara ( Terbit) cover
Karena Kamu Rumahnya  cover
A Love Lost Beneath the Blue cover
 HAZELA || REVISI!! cover

Yang Amerta di Dalam Aksara (HIATUS)

8 parts Ongoing

Kiran, seorang penulis muda yang jiwanya terperangkap dalam labirin kenangan. Dua tahun setelah kepergian Samudera, kekasihnya, dalam sebuah kecelakaan tragis, Kiran tak lagi menulis untuk dunia, melainkan hanya untuk satu pembaca; Samudera sendiri. Ia memahat setiap tawa, setiap tatapan, ke dalam aksara-aksara yang tak pernah ia terbitkan, menciptakan sebuah 'amerta'─keabadian─pribadi di mana samudera tak pernah benar-benar mati. Buku-buku usang, pena yang setia, dan aroma tinta adalah saksi bisu ritual nya, mengubah kamar menjadi sebuah tempat bagi masalalu. Namun, pengabdiannya pada kenangan mulai menggerogoti kehidupannya yang sekarang. Keluarga Kiran resah, teman-teman nya perlahan mulai menjauh, dan dunia menyusut menjadi sempit, hanya berputar pada poros Samudera. Ia seperti hantu yang melayang di antara baris-baris kalimatnya sendiri, menolak untuk bergerak maju. Hingga suatu hari, sebuah undangan pameran kaligrafi yang mulanya ia abaikan, secara tak terduga mempertemukannya dengan Arjuna, seorang seniman kaligrafi misterius dengan mata sekelam tinta cina dan tangan yang seolah menari di atas kertas. Arjuna, dengan caranya sendiri yang unik, tampak mampu menembus lapisan-lapisan aksara yang Kiran tulis, bukan sekedar membaca kata, melainkan merasakan emosi dan memori di baliknya. Interaksi mereka, yang mulanya canggung dan penuh resistensi dari Kiran, perlahan membuka celah pada benteng kesendirian yang ia bangun. Arjuna bukan pengganti Samudera, melainkan sebuah cermin yang memaksa Kiran melihat bahwa 'amerta' sejati bukanlah sebuah penjara kenangan, melainkan kemampuan untuk membiarkan kenangan hidup di dalam hati, tanpa harus menghentikan denyut kehidupan. Kiran harus menghadapi pertarungan terbesarnya; melepaskan genggaman pada masalalu yang abadi dalam aksara, demi merangkul masa kini yang menjanjikan 'amerta' dalam bentuk lain─kehidupan itu sendiri, dengan segala luka dan kemungkinan indahnya.