Setelah hari itu, hari dimana surat terakhirmu sampai kepadaku, aku masih disini, sama sekali tidak beranjak. Kepergianmu membuat ruang yang tadinya begitu luas dan damai menjadi hamparan kosong diisi nestapa. Masih ingatkah kau jalan pulang? Atau sudah binasa seluruh asa hingga kata dan rasa tak lagi berkuasa? Tampaknya kau baik-baik saja, tapi aku bagaimana? Walau begitu aku akan tetap menjadi orang yang sama. Menjadi Renjanamu, yang selalu merindukanmu dengan sederhana, dan mencintaimu dengan rasa yang amerta. Namamu tidak pernah keluar dari isi kepala, mengkhawatirkanmu rasanya sudah menjadi kegiatan yang tak pernah bosan aku lakukan. Apa makanmu cukup? Apa tidurmu lelap? Dunia memperlakukanmu dengan baik, bukan? Aku percaya semesta akan melalukan segala cara untuk menjagamu. Kini, swastamita tak lagi kirana. Temaram senja membawamu pergi lagi dan lagi. Entahlah, sudah berapa lama aku menunggu kepulanganmu di ambang pintu tapi yang selalu kudapat hanyalah kekecewaan yang membelenggu. Haruskah aku bertahan lebih lama lagi? Atau setelah aksara ini berakhir, aku harus mengikhlaskanmu? RAHAGI, 2020.All Rights Reserved
1 part