Kelvin mencintai Clarin, kekasihnya, yang sangat ingin ia nikahi. Wanita ambisius dan pekerja keras yang selalu membuatnya bangga dengan segala prestasi yang Clarin peroleh dalam dunia perkulineran. Clarin berhasil membuat Kelvin bertekuk lutut. Pria itu bahkan rela memberikan dunianya kepada Clarin. Kelvin percaya, Clarin mencintai dirinya sebanyak ia mencintai kekasihnya itu. Namun rupanya Kelvin salah menduga. Memiliki Clarin seutuhnya tidak pernah semudah yang ia kira. Clarin selalu menolak Kelvin tanpa memberi penjelasan apa-apa, meninggalkannya dalam ketidakpastian. Kelvin harus terus menunggu tanpa tahu kapan harus berhenti. "Is it a bad idea if we got married?" "It is not." "Okay, so?" "You know, I am just not ready yet. We still have plenty of time." Kelvin sadar bahwa ternyata ia tidak cukup mengenal Clarin.