"hai ra" lambaian tangan itu membuat ku menoleh kearah bangku dihalte senyuman nan manis bak gula jawa ia lontarkan kearah ku, membuat langkah kaki ku semakin lebar menuju tempat ia duduk. Rintik hujan masih terdengar ketika ia jatuh di atas payung hitam yang melindungi ku darinya, berhentilah wahai hujan ini sangat dingin. "kamu kenapa kesini?" pertanyaan bodoh yang sebenarnya dia tau kenapa aku berada disini. "ah aku hanya lagi berjalan jalan saja, dan tenyata kau juga ada disini" tentu saja untuk menemui pria bodoh sepertimu, tapi kata kata itu aku ucapkan dalam hati. "katanya kau tidak suka hujan? Kenapa kau tetap keluar saat hujan? " tentu saja ! aku kesini bukan untuk hujan tapi untuk mu bodoh aku tak ingin kau kedinginan karena hujan yang kau anggap kau menyukai hujan pada kenyataannya hujan hanya akan membuat mu sakit, lihatlah lagi lagi kata ini hanya mampu di ucapkan di hati saja. "aku memang tidak menyukai hunjan, tapi kau suka in, aku tidak ingin kau terlalu bersenang senang dengan hujan dan ahirnya hujan yang akan membuat mu sakit" Dia menatapku dan aku tidak bisa mengartikan tatapannya, tapi yang aku tau tatapanya begitu dalam. "hei kau lupa sesuatu ra, aku menyukainya bahkan sangat, dinginya tak mampu membuat tubuhku sakit" Lihatlh betapa keras kepalanya pria ini, ah mungkin dia belum pernah merasakan realita yang berbanding terbalik dari expentasi.All Rights Reserved
1 part