Daud : Aku itu susah pacaran, jam kerjaku nggak jelas. Kamu yakin bisa jalan dengan orang yang tiba-tiba membatalkan pertemuan yang sudah direncanakan? Perempuan kan biasanya suka marah nggak jelas kalau dinomorduakan dengan pekerjaan?
Daud adalah orang yang memegang tinggi kejujuran, meski itu menyakitkan. Ia lebih suka menelan pil pahit saat jujur daripada harus membohongi seseorang hanya untuk kebahagiaan semu.
***
Mellisa : Ngapain marah? Aku juga punya pekerjaan yang harus dikerjakan. Aku bukan pengangguran.
Mellisa sampai pada puncak kegelisahannya. Usia tiga puluh tahun, seorang florist terkenal. Cantik, tinggi, berpendidikan, berasal dari keluarga baik-baik. Tapi tetap tidak menemukan jodoh yang tepat. Salahnya dimana? Ia bertekad, pokoknya tahun ini harus sudah punya pacar.
***
Vera : Mami beruntung, papamu bukan orang yang suka buat masalah. Sekali-sekalinya berantem, ya waktu kasus kamu curhat di youtube. Memang waktu itu kan mami yang salah, karena sudah melanggar kesepakatan.
Vera adalah tipe ibu yang tidak pernah bertanya kepada anaknya, kapan kawin?
***
Nico : Cari pasangan itu yang cocok. Kalau pacaran saja kamu sudah berantem melulu? Bagaimana nanti sudah menikah?
Nico adalah ayah yang selalu berusaha untuk mengingatkan Daud agar kembali ke bumi.
Menikah muda tidak pernah ada dalam bayangan seorang Nara Aziera. Apalagi jika harus menikah dengan seorang duda anak tiga yang usianya tentu saja jauh berbeda. Namun Nara selalu percaya bahwa segala hal yang terjadi sudah ada dalam rencana-Nya. Jadi, bagaimana kisah Nara dan tiga anak sang duda yang mengidolakannya?
Cover by : @primadecoverku