Pada setiap pulang dia merengkuh segala beban di pundaknya. pada segala beban yang tak berniat ia bawa pulang. Tempatnya ada di dinding paling sudut. paling gelap tapi menjalarkan hangat begitu hebat. Ada puluhan gerakan setiap pagi agar peluh yang keluar tanpa kalimat keluh. Ada ribuan anak kalimat yang setiap sore ia baca untuk mantra menambah kekuatan. Ada belasan melodi yang ia sumpal ke telinga agar suara putus asanya teredam. Satu titik cahaya sedang menuju kepadanya, mereka sama-sama mencari. ia mungkin dibiarkan lama untuk tergagap meraba harapannya.All Rights Reserved
1 part