"Yah, Bunda itu apa ya? ". Tanya gue.
Tanpa menoleh ayah gue menjawab, "Bunda itu artinya sama kayak ibu kamu".
Karena saat itu gue masih kecil dan barnalar agak susah, dan tidak terlalu masuk akal. Gue menjawab, " Masak sih, tapi kok itu beda, gak ada mirip-miripnya ".
Tanpa menoleh lagi, ayah gue bertanya. " Mirip apa?".
"Mirip itu loh, kayak di TV".gue tunjuk tuh TV, tepat wajah yang namanya bunda.
Ayah gue menoleh ke gue, lalu menoleh apa yang gue tunjuk. "Itu bukan ibu kamu.. ".
Belum selesai ayah gue bicara, gue langsung balas, " Tapi kata ayah, Ibu kayak bunda. Tapi itu kok nggak sama".cerocor gue.
Ayah gue geleng-geleng kepala, entah apa yang terjadi dengan kepalanya. "Ayah belum selesai bicara, kamu itu ya, orang tua bicara nggak boleh menyela".tegur ayah gue.
Sedangkan gue yang ditegur hanya bisa menundukkan kepala sambil cengengesan. Hehe. " Iya yah, maaf ".
" Yaudah nggak papa, yang penting jangan di ulangi".
"Jadi, Ibu sama bunda itu hurufnya dan membacanya beda, tapi artinya sama. Seperti, Ayah atau Bapak atau Papa bisa jadi dipanggil Dad juga. Semuanya artinya sama kayak ayah. Tinggal nyamannya aja gimana manggilnya".lanjut ayah.
Walaupun penjelasannya panjang, gue masih memahami artinya. Gue menundukkan kepala gue dan berpikir sebentar, lalu gue berkata. " Kalau gitu Ibu dipanggil Bunda aja yah".
"Kenapa? ".tanya ayah gue.
Berpikir sebentar, lalu gue menjawab. "Ya, nyaman aja".kata gue acuh.
" Nyamannya gimana? ".tanya ayah gue lagi.
" Ya, nyaman aja". Nggak mungkin kan gue bilang kalau gue iri, soalnya ada lagunya.
Ayah yang tau isi kepalanya"... "
Hehe.