8 parts Ongoing Uang adalah sumber kebahagiaan, uang adalah segalanya. Bulshitt!!
Aku tidak pernah meminta kedua orang tuaku untuk bekerja segila ini untuk bisa mewujudkan semua keinginanku. Cukup mereka selalu ada di sisiku saja itu sudah membuatku senang.
Munafik jika aku tidak memerlukan uang mereka. Tapi bukan begini caranya. Apakah mereka lupa bahwa ada aku yang selalu menunggu mereka menghabiskan waktu bersamaku?
Bahkan, pembantu di rumahku lebih cocok di panggil sebagai orang tua.
Disaat orang lain menghabiskan hari liburnya dengan orang tua mereka, aku hanya bisa menampilkan senyum getir tanpa bisa merasakan kesenangan itu.
Ini hanyalah wish yang sangat mudah untuk di wujudkan. Akan tetapi mengapa terasa sangat sulit bagi mereka untuk bisa mengabulkannya.
Sikap mereka yang seperti itu tak ayal membuatku menjauhi mereka. Sebisa mungkin, tidak berinteraksi pada keduanya. Mungkin dengan cara ini mereka bisa mengerti.
Berbagi cerita pada Bunda, di ratu kan oleh Ayah, menghabiskan waktu bersama keduanya. Aku harap semuanya akan terwujud.
Teman, kekasih dan lainnya, bahkan belum bisa membantuku menutupi semua luka ini.
Hingga..... Kejadian itu membuatku kembali merasakan apa itu sakit dan kehilangan.
Benar, yang bisa membuatku tenang hanya.....
Petrichor....
.
.
.
.
.
Warning!!!
Cerita ini murni atas pemikiran saya sendiri tanpa ada copy dari cerita lain.
Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau lainnya.
Harap untuk tidak plagiat cerita ini.