[Kumpulan Flash Fiction] Sepotong Adegan: Hujan
33 parts Complete Ketika aku membuka mata, hal yang kuketahui hanyalah jatuh. Aku sedang jatuh. Aku jatuh bebas dari ketinggian yang tak terhingga. Aku tidak ingat apapun selain kenyataan bahwa aku sedang jatuh. Dimana asalku, siapa keluargaku, siapa namaku pun aku tak tahu. Sensasi jatuh ini membuat seisi pikiranku kosong. Terdiam aku menantikan saat tubuhku terkoyak menghantam cadas. Kehidupan singkatku memberiku pelajaran bahwa sesederhana inilah hidup, menuju mati.
Tunggu dulu! Apa itu?
Samar-samar kulihat warna-warni di sana, tempat dimana aku akan mati. Warnanya begitu indah. Makin lama, makin jelaslah akan apa yang kulihat. Itukah yang katanya surga? Oh, tidak. Warna itu lebih daripada indah. Warna-warni jiwa yang bernyawa. Beberapa detik sebelum tubuhku menghantam keras, aku melihat jutaan peristiwa yang seketika mengubah prinsipku akan kehidupan.
Hidup itu sederhana, tapi tidak sesederhana itu kehidupan.
Dengan sisa kesadaranku, kurasakan tubuhku pecah menghantam tanah. Akulah hujan.