(Cerita ini telah dipindahkan ke Dreame, sebagian besar part akan dihapus)
DimasNuari
ID Dreame : 4348244461
•
•
•
The Last Shelter : Stay Inside To Stay Alive
( First Series )
Thomas Wagner, remaja 16 tahun ini adalah anak baru disalah satu sekolah di Boston. Ia baru saja pindah dari negara bagian Wisconsin bersama sang ibu yang baru saja bercerai dengan ayahnya.
Kehidupan dilingkungan baru sangat asing untuknya, hingga pada akhirnya seseorang datang padanya.
Ialah Lisa Coleman, gadis yang baru saja dikenalnya, namun dengan cepat menjadi teman dalam bertahan hidup didunia yang sekarat.
Dihari kedua sekolah, sebuah virus mengerikan datang entah dari mana asalnya. Orang - orang menjadi gila, tak berakal, dan sadis.
Mereka memangsa orang lain yang ketakutan, seakan - akan haus darah.
Semua berawal dari sekolah, lingkungan tempat tinggalnya, hingga diseluruh kota.
Ia dan beberapa temannya harus mencari cara untuk bertahan hidup dan mencari penyintas - penyintas lainya.
Petualangan Thomas, Lisa dan kawan - kawan dalam dunia yang hampir usai, tersaji dalam seri pertama The Last Shelter.
•
•
•
note : cerita ini murni dari imajinasi penulis. Jika ada kisah, adegan, nama tokoh, nama tempat, atau apapun yang mungkin saja mirip dengan suatu cerita, komik, ataupun film, mungkin itu adalah ketidak sengajaan penulis. Karena mungkin sumber - sumber tersebutlah yang menjadi inspirasi cerita ini.
cerita ini murni fiksi, jika pun ada kesalahan mohon dimaklumi. Penulis juga masih pemula, krisar sangat diperlukan jika ada.
Berbalik lagi pada tujuan cerita ini dibuat. Yakni hanya untuk dibaca.
Warning : cerita mengandung unsur kekerasan dan adegan berdarah.
Semuanya bermula dengan aneh; pertama, kucing peliharaannya menolak untuk dipeluk.
Lin Qiushi segera menyadari bahwa rasa ketidakharmonisan dan ketidaksesuaian mulai menyelimuti segalanya di sekitarnya. Dunia terasa asing dan tak lagi terasa seperti miliknya.
Kemudian, suatu hari yang aneh, ia membuka sebuah pintu, dan ia menemukan bahwa lorong yang dikenalnya berubah menjadi koridor tanpa batas.
Di kedua ujung koridor ini terdapat dua belas pintu besi yang identik. Kesamaan mereka begitu sempurna hingga menimbulkan perasaan tidak nyaman yang mendalam.
Ia mendorong salah satu pintu...
Demikianlah, kisah ini dimulai.
Penulis: Xī Zǐxù / 西子绪