"Mana tangan lo?" tanya cowok berseragam putih abu-abu yang sudah berantakan. "Buat apa sih?" Tari sangat risih. Gimana nggak risih? Saat cowok berseragam berantakkan itu tiba-tiba mengurung tubuhnya di dinding koridor sekolahan. Bahkan suasana tidak bisa di katakan sepi saat anak-anak berlomba untuk pulang sekolah dengan cepat. "Udah buruan sini! Waktu gue nggak banyak." sentak cowok itu membuyarkan lamunan Tari. Karena tak kunjung mendapat respon, cowok itu pun mengambil paksa tangan Tari yang di sembunyikan di belakang tubuhnya. Tangan cowok itu ditempelkan di dada kirinya seolah mengambil sesuatu dari sana. Tari hanya memperhatikan gerak-geriknya tanpa komentar sedikitpun. Setelah itu, ia meletakkan di tangan kanan Tari yang jari jemarinya terbuka dan meletakkannya di dada kiri Tari. Seolah sedang meletakkan sesuatu disana. "Jaga hati gue! Jangan sampai tersakiti!" Setelah mengatakkan itu, ia meninggalkan Tari sendirian di koridor sekolah tanpa menoleh lagi. Hingga Tari tersadar dan merasakan asumsi-asumsi negatif yang hinggap di kepalanya. "Apa maksudnya?" Tari menunduk, mengamati jemarinya yang masih melekat di dada kirinya. *** Karya, Ross Sy7 ©️ Coppy Right 2020, Ross Sy7 Hak cipta di lindungi oleh undang-undang. Mohon untuk tidak memplagiat karya-karya anak bangsa! Terima kasih atas dukungan dan kerja samanya.