Bandung. Kota yang menurutku selalu menyenangkan, kini justru membuatku terdiam hanyut dalam kenangan. Kenangan bersama sosok pria berdarah Belanda yang merantau ke tanah sunda, membangun persinggahan di hatinya untukku yang tak pernah ingin singgah. Melodi tak selalu terdengar merdu jika dimainkan tak dengan perasaan. Apalagi hati, pusatnya perasaan jika hanya dihidupkan seorang tak akan pernah bisa menyenangkan. Begitu aku dengan dia, ketika dia berlari megejarku, aku justru bersembunyi menanti dia pergi. Dan kini, ketika dia pulang kembali, aku justru merasa sepi seorang diri. Apa hati selalu seceroboh ini? Menautkannya pada persinggahan, bukan keabadian. Tapi, bukankah hati tak pernah salah memilih dimana ia akan menetap? Ah, sudahlah, jika selalu dipertanyakan, semua seakan tak pernah ada jawaban.All Rights Reserved
1 part