Hidup di tengah kenyamanan fasilitas dari Ayahnya. Arbiva sempat terlena dengan semua itu. Arbiva tumbuh menjadi anak yang sehat, cantik, dan cerdas. Terbilang sempurna hidupnya di mata masyarakat sekitar. Dengan posisi ayahnya sebagai seorang yang kaya dan terpandang. Ia dituntut untuk menjadi gadis yang perfect. Namun, semua itu tak berlangsung lama. Ia kembali dituntut menjadi versi lain yang lebih dewasa. Masalah demi masalah kian menerpanya. Semua hal yang sempat menjadi miliknya perlahan sirna. Kini yang tersisa hanyalah keyakinan pada masa depan yang penuh harapan. Berupa lembaran kosong yang menunggu diukir oleh goresan tinta emas. Arbiva memang sempat merasakan tekanan batin, tapi Arbiva tidak ingin terhanyut terlalu lama dalam keterpurukan. Arbiva mulai bangkit, dan hal pertama yang ia lakukan adalah muhasabah. Arbiva sangat bersyukur dipertemukan dengan orang-orang yang begitu baik, peduli dan sayang padanya. Hingga akhirnya Arbiva bisa kembali bangkit dari keterpurukannya.All Rights Reserved
1 part