Kita dua insan yang dipertemukan tak sengaja, di satukan oleh takdir Yang Maha Kuasa, di pisahkan oleh peristiwa yang tak pernah terduga.
"Bukan tentang siapa yang mencintai lebih dulu, tapi tentang cinta yang abadi, dan saling memperbaiki diri."
~Ardana Adibrata~
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (jagalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. - (Q.S An-Nisa: 1)
Dua insan pasti akan disatukan dalam kehidupan yang jauh lebih baik. Berusaha untuk menjalani, namun tak semua bisa menerima dengan kesungguhan hati. Pernikahan memang dianjurkan, apa lagi, ketika seorang anak perempuan cenderung untuk melakukan hal yang tidak benar.
Inayah Rebecca gadis dewasa yang berprofesi sebagai model ini, selalu membantah dan mendekati larangan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Ia tak peduli, baginya kehidupan dunia lah yang paling utama. Sampai suatu ketika, ada seseorang yang menyadarkan bahwa apa yang telah ia lakukan memang tidak benar.
Terjebak, Tak Ada Rasa, itu lah pertemuan pertama kali mereka. Sampai pada akhirnya, salah satu dari mereka mulai menaruh perhatiannya.
Akankah Inayah sadar? atau Justru memilih untuk mengakhiri hubungan? yuk langsung baca aja
Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput.
"Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah.
"Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin.
'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.