Ketika hari-hari lo selalu terasa sulit, sampai lo udah terbiasa sama hal itu.
"Jaemin siapa?"
Lo jadi yang paling diandalkan. Pun yang paling banyak disalahkan.
"Ya anak gue lah. Jung Jaemin, adeknya Mark masnya Jisung,"
Sebaik apapun lo berusaha, semua hanya akan dianggap salah dan gak berarti.
"Kenapa nyalahin adek? Harusnya kamu sebagai masnya bilangin adek jangan main-main bola dirumah."
Lo harus menanggung semua rasa sakit tiap anggota keluarga.
"Abang ditolak,"
Tapi, keluarga lo bahkan gak pernah noleh ke elo.
"Bentar mas, papa masih mau manasin mobil,"
Lo dipaksa untuk berpikir dewasa, melebihi abang lo sendiri.
"Kamu tau abangmu udah pusing kuliah, adekmu juga pasti capek baru nyampe rumah."
Dan yang paling menyedihkan, lo bakal selalu terlupakan.
"Lah, gue kira anak lo cuma dua,"
Gue Jung Jaemin. Di buku ini, gue bakal menceritakan suka duka menjadi anak tengah. Walaupun lebih banyak dukanya, sih. Well, yang gue ceritain diatas cuma sebagian kecil dari perasaan gue yang sebenernya. So, selamat membaca.
Cello, seorang yatim piatu yang hidup susah, mengalami kecelakaan dan terbangun dalam dunia novel yang pernah ia baca. Ia menjadi anak bungsu keluarga berpengaruh, tetapi dibenci dan dikucilkan karena dianggap bukan darah daging mereka. Keluarga Fernando justru memanjakan anak lain yang mereka yakini sebagai darah daging mereka.
Namun, kebenaran terungkap anak yang mereka banggakan ternyata hasil penukaran bayi oleh musuh mereka, sementara Cello adalah anak kandung yang sebenarnya. Penyesalan menghantui keluarga Fernando, tetapi kini Cello harus memilih menerima mereka kembali atau menjalani hidupnya sendiri.