Niat Amaira untuk bolos ternyata menimbulkan petaka. Tanpa sepengetahuannya teman-teman kelasnya telah menumbalkan dirinya untuk menjadi pasangan calon (paslon) ketos dan waketos dengan cowok tengil plus jahil, Arif. . . . . "GUE SAMA LO JADI PERWAKILAN KELAS KITA. JADI KANDIDAT KETOS DAN WAKETOS. PUAS LO HAH. " lantang Amaira, wajahnya rurut memerah menahan emosi yang semakin menjadi-jadi. "Yang bener aja Ra. Kata siapa lo" Amaira tidak menjawab melainkan menunjuk teman sekelasnya dan berakhir pada Arfan sang ketua kelas XI IPS 2. Arif yang kebetulan berada di dekat Arfan pun menghampirinya. Sebagian siswa XI IPS 2 memberikan pandangan kasihan dan takut pada Arfan dan Arif. Namun mereka keliru, Arif justru menepuk bahu Arfan dengan ekspresi bangga dan penuh terima kasih. "Makasih Bro. Berkat lo, gue bisa jadi tambah terkenal kan di Nusa Buana." Kekehnya seraya melanjutkan, "Udah paling bener kalian milih gue. Orang paling ganteng di Nusa Buana. Kelas kita pasti menang." Nada suaranya penuh tekad dan percaya diri yang tinggi. Sementara, mereka yang mendengar perkataan Arif menunjukkan berbagai emosi.