Seorang anak laki-laki yang lahir sehat di tengah keluarga yang saling menyayangi. Pada usia yang belum genap 1 tahun ia harus mengalami trauma karena jatuh dari lantai dua rumahnya. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Kejadian tersebut terjadi begitu tiba-tiba dan tak dapat dihindarkan. Ibunda merasa sangat bersalah, berusaha mencari solusi ke sana ke mari. Mulai dari tenaga medis, pengobatan tradisional, hingga pengibaran alternatif modern. Doa dan pengharapan terus didengungkan kepada yang maha berkuasa, Allah s.w.t. Setiap perkembangannya menjadi perhatian utama. Tidak hanya fisik, tetapi juga psikis. Ia tumbuh menjadi anak yang sensitif dan cerdas. Kekhawatiran muncul saat ia terlambat bicara. Ia baru bisa berbicara secara verbal pada usia 5 tahun. Selama itu ia menyampaikan keinginannya dengan gerakan. Tak jarang ia ngamuk karena orang lain tidak paham dengan apa yang ia maksud. Sampai pada usia sekolah, ia terlihat terpaksa dan belajar sesuai keinginannya. Banyak peristiwa yang terjadi di sekolah. Akhirnya Ibunda memilih homeschooling sebagai sebuah solusi. Melalui homeschooling ia menemukan apa yang ia butuhkan dalam belajar.
9 parts