Ku kira, Kak Aksa adalah lelaki yang pantas ku semogakan dalam doa-doa. Sebab disetiap tuturnya, nasihatnya, selalu berhasil membuatku menjadi sosok baru yang lebih baik dari hari kemarin. Aku bahkan sudah bisa menerima keputusan Ibuk karena memasukkanku ke pesantren. Kak Aksa menawarkan tenang dan teduh dalam kemelut jiwa yang meronta sebab cita cita tak beroleh restu. Namun, Aku lupa, bahwa pangkal dari rasa sakit hati adalah menaruh hati tidak pada tempatnya. Lihatlah aku dan lukaku, Rasakanlah dalam baris kata yang kususun di malam malam sendu. Aku, terbunuh harapanku. --- Fatiha FadwahAll Rights Reserved
1 part