Rindu menggelora dengan dentuman keras menghantam jiwa. Itulah yang sedang Lenna rasa. Dia sedang merindu pada Aga Ezka Pradhita, ayah dari anaknya.
Sayangnya, kerinduan Lenna harus ditepis demi memberanikan diri sepenuhnya untuk disorientasi dan mengadakan penyesuaian besar-besaran atas hidupnya. Harus rela berproses, menyangkal diri, menerima kehendak Allah, dan mematuhinya hari demi hari.
"Untuk apa dia hidup? Dia cacat!"
"Lebih baik Allah ambil saja dia, dari pada hidupnya tersiksa!"
"Sembunyikan dia! Jangan tunjukkan pada siapa pun!"
Banyak kalimat melukai, penolakan atas hadirnya Arsyila dalam hidupnya, mengikis satu demi satu kebahagiaan Lenna. Hingga satu yang tersisa, keyakinan bahwa di antara jutaan jiwa lainnya, Arsyila adalah yang teristimewa. Dia titipan-Nya yang akan jadi warna jingga. Menerangi. Anak surga yang selamanya dia bela sampai napas berhenti terhela.
NOVEL INI SUDAH DITERBITKAN OLEH LOVRINZ PUBLISHING.