Sagata Ankira, seorang gadis pendalaman dari kepulauan Mentawai. Harus bejuang hidup mandiri di usia yang masih belia, umur 12 tahun. Tanpa belaian Amak yang hilang di hutan tanpa menyisakan jejak. Dan Abak yang tak pernah kembali selepas merantau di kota. Bejibun penderitaan hidup tak berhenti bertandang. Cacian dan hinaan yang datang dari masa lalu Abak selalu bergentanyangan. Seolah memintanya untuk menyerah pada keadaan. Fasilitas dan pelayanan pemerintah yang tak mendukung, makin mencekik hidup Ata. Namun, pada satu titik Ata tersungkur tak berdaya. Ketika gubuk yang dibangun oleh Abak harus dilalap oleh api bersama adiknya, Candra. Tak ada tangan yang mau menggenggam, hingga ia harus angkat kaki ke negeri seberang. Akankah Ata mampu mengapai mentari untuk menerangi Mentawai? Agar benderang dengan lentera Ilahi. Atau memilih menyerah pada tantangan yang terpatri? *Dari awal baca di bagian opening, aku udah ngerasain aroma bawang. Ini cerita yang akan sangat berhasil membuat hati pembacanya merasa miris. Dari segi story, karena Menggapai Mentari juga mengambil genre slice of live, aku rasa konfliknya akan sangat dekat dengan kehidupan kita. Penggambaran latarnya juga cukup detail, bisa membuat pembaca merasakan keadaan di sekitar tokoh* Mandis Parawansa (Admin Kece Lovrinz and Penulis Novel The Secret Of Venus)
3 parts