"Kamu tau bintang tidak pernah meninggalkan bulan, walaupun bulan jatuh cinta pada langit malam." ujar Bintang. Naura terisak, hancur sudah pertahanannya di hadapan cowok itu. Lalu dia menghamburkan tubuhnya pada Bintang, memeluk erat tubuh cowok yang lebih tua setahun darinya itu. Bintang mengusap rambut Naura dengan penuh sayang. "Bintang tidak akan pernah bersatu dengan bulan walau di langit yang sama," ucap Naura. Bintang tersenyum pahit. Dia tidak menyangka akan terjebak sejauh ini, namun nasi sudah menjadi bubur, kapal telah berlabuh di pelabuhahnya, dirinya telah berlabuh pada sosok gadis yang dulu hanya akan dilindunginya sebagai adik. "Aku akan tetap jadi Bintang yang akan memenami Bulan. Aku akan tetap jadi bintang untuk kamu, Ra," ucap Bintang mengecup dahi Naura berkali-kali. Perbedaan keyakinan membuat dua insan harus berpisah. Mereka harus membuat keputusan yang tidak menyakiti satu sama lain. Naura yang memutuskan untuk mencintai Bintang atau Allah sang penciptanya. Begitu juga dengan Bintang, dia sangat berharap tidak mengenal Naura dulu, agar dia tidak harus memilih salah satu yang sama-sama sangat penting dalam kehidupannya. **** "Kita memang satu hati, namun keyakinan kita berbeda." Bintang Raditya "Cintai Tuhanmu dan aku akan mencintai Allahku. Takdir memang tidak menyatukan kita," Naura Akeyla Putri Padang, 15 Januari 2021