Hanya sebatas cerita singkat antara aku dengan dia.
Pertemuan singkat kita di bulan Desember, yang saat itu sedang turun hujat lebat. Seorang laki-laki manis dengan senyuman indah. Itulah yang aku ingat ketika kita pertama kali saling menatap.
Kita merajut rasa bersama, tapi dengan subjek yang berbeda. Aku untukmu, dan kamu untuk dia.
Memang benar apa kata kamu, kalau kita lebih pantas untuk disebut dengan sepasang teman, dan tidak akan pernah lebih dari itu.
Tidak apa. Aku masih akan selalu setia menjadi buku harian berjalan mu. Karena aku tau, kamu tidak sekuat itu.
Jangan takut, aku ada disini. Walau berbeda waktu, dari sini aku akan terus bercerita padamu melalui E-mail. Terserah, kamu mau membalasnya atau tidak.
Untukmu, laki-laki kuat yang kukenal setelah papah ku. Aku harap, suatu hari nanti semesta akan berbaik hati dengan mempertemukan kita lagi.
Tapi, sebelum hari itu tiba, mari kita menyusun kembali perasaan rumit yang menyelimuti hati masing-masing.
Aku yang nantinya tidak akan mencintaimu lagi, dan kamu yang sudah bisa melepaskan ku sepenuh hati.
Itu pun, jika mungkin terjadi.
Karena kenyataannya, semesta memang memiliki rencana yang lebih indah untuk kita berdua.
Semoga kamu bisa mendengar setiap do'a ku untukmu.
Maafkan aku, Nares.