Ada saatnya cerita menjadi jendela untuk memberi udara pada rasa yang semakin sesak
Ada saatnya cerita menjadi mendung yang siap menampung air mata, kala ia terasa berat untuk ditahan lagi
Ada saatnya cerita menjadi lembaran teka-teki yang harus kamu selesaikan jawabannya sendiri
Ada saatnya cerita itu menjadi labirin tanpa pintu keluar. Mengurungmu dengan teka teki tanpa jawaban.
Banyak rasa yang tidak harus diceritakan. Banyak cerita yang tinggal cerita tanpa perasaan.
Hai...
Bagaimana rasanya cemburu ?
Apa lebih perih dari sayatan pisau ?
Apa rasanya seperti tengelam dalam samudra ? Sesak, hingga hampir mati
Cemburu,
Bagiku sakitnya tidak ada yang bisa menandingi
Cemburu
Seperti makan permen rasa cuka. Bagaimana rasanya ?
Ada yang ingin aku sampaikan. Mengekang tak akan menjadikan kedamaian. Bersama tanpa ada rasa hanya akan menanam luka. Berpura-pura peduli padahal acuh, adalah sikap bedebah. Jika ada hati yang memang benar kau jaga, tolong hargai. Beri ia waktu untuk menceritakan rasanya. Mungkin ia cemburu denganmu. Dan bisa jadi, ia tak mau mengatakan itu padamu, sebab ia ingin kamu yang menjelaskan padanya terlebih dahulu.
mengertilah, aku berusaha bertahan dengan kata kita. Namun kamu berusaha hilang dan lepas dari ceritanya. seakan tidak ada yang bisa diperbaiki, seakan tidak pernah ada rasa diantara kita.
Sederhana masalahnya
aku hanya cemburu denganmu, melihatmu lebih bahagia dengannya adalah perih yang amat dalam diriku. meski berkali-kali ku bilang, melihatmu bahagia sudah cukup menjadi penenang hari-hari ku selanjutnya. tapi tidak dengan kali ini. bahagiamu justru melukai ku
Silahkan pergi jika tak mau berjuang lagi
jangan kembali, atau pergi dengan alasan agar aku bahagia. karena sumber kebahagiaanku sudah menyuruhku pergi.
kita akan bertemu lagi, saling sapa lagi, membicarakan masa-masa yang berbeda dengan tokoh yang tak sama lagi, kita akan kembali berjumpa, sebagai teman lama yang lupa pernah memiliki rasa yang sama.
♡SudutTemu
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan