"Ah, shit! Perempuan jalang itu lagi. Mau apa dia ke apartemenku malam begini?!" umpatnya. Lelaki itu memicingkan mata saat ada dua buah tangan berkulit putih nan halus mengalung di lehernya.
"Hey, darl, i miss you so much," ucap perempuan berambut pirang tepat di telinga lelaki itu.
"Wanna play with me? Uhm?" Ia memiringkan kepala dan menaruhnya di pundak lelaki itu. Tangan kanannya membelai lembut wajah lelaki itu lalu bergerak turun dengan bebas menyentuh otot perut yang tercetak begitu jelas.
Tak tahan dengan semuanya, lelaki itu menarik diri, menatap begitu dingin ke arah perempuan di depannya. "Pergilah dari sini, Cait. Kau sudah mengganggu waktu istirahatku."
"Hey, aku ini kekasihmu. Wajar saja bila aku merindukanmu. Apakah itu salah?"
"Hentikan omong kosongmu, Caitlyn. Aku sudah mempunyai kekasih. Dan itu bukan dirimu!" ucap lelaki itu dengan penuh penegasan. "Sekarang pergilah! Atau aku sendiri yang akan menyeretmu keluar."
Perempuan itu tertawa angkuh. "Kekasihmu? Siapa dia? Apakah anak yang lahir dari seorang pelacur? Pasti sangat tak sepadan denganku."
"Cukup, Cait! Tak pantas sekali mulutmu berbicara kotor pada kekasihku."