Cerita ini milik orang lain, mimi hanya menerjemahkannya. Tidak diedit kalau suka baca kalau ga suka jangan dibaca.
Penulis: Qing
Link asal:https://m.shubaow.net/146/146099
Sinopsis:
Sudut pandang utama wanita: Bai Ying bangun dan mendapati dirinya mengenakan. Tidak masalah jika dipakai, itu akan dipakai hingga usia antarbintang empat ribu tahun kemudian. Sebagai manusia purba dengan fisik yang buruk, Bai Ying berkata, Saya tidak bisa menggunakan mekanisme, tetapi Anda tidak bisa memasak! Perspektif protagonis pria: Baru-baru ini, sebuah pembawa berita kecil muncul di Star. Suaranya bagus, masakannya enak, dan aku ingin ... membawanya pulang. Host: Saya bisa memasak dan membayar. Penonton: Semua untuk Anda, semua untuk Anda, semua untuk hidup. Pemimpin pria: Hentikan! Biarkan aku datang! Bagaimana Xiao Sakura bisa membunuhmu? Dia menginginkan hidupku! Artikel makanan antarbintang berasumsi bahwa penduduk asli antarbintang tidak pandai memasak. Ya, mereka sangat tidak masuk akal, mereka tidak bisa memasak. Hidangan yang dibuat oleh pahlawan wanita memiliki fungsi untuk menenangkan jiwa, dan kekuatan pahlawan maksimal, 1vs1 double clean. Selain saya, tokoh utama artikel ini lebih baik hati, dan berpikir bahwa melakukan perbuatan baik adalah bayi kecil dari "Bunda Tuhan". Bisa dilakukan di pojok kanan atas. Benar-benar tidak ada cara untuk mengubah karakter. Saya artikel makanan hangat, bukan artikel balas dendam yang gelap, terima kasih! Tag Konten: Gourmet Interstellar Sweet Wen Shuang Wen Kata kunci pencarian: protagonis: Bai Ying, Li Fu┃ Peran pendukung: Li Xiao, Liang Youyou, Meng Yelin, Xu Rong┃ Lainnya: Satu kalimat pengantar: Akulah yang makan makanan saya Konsep masakan: menggunakan makanan untuk menyembuhkan sakit
Sial, setelah perceraianya selama 3 tahun. Mutia dipertemukan kembali dengan Heaven mantan suaminya yang sekarang menjadi salah satu dosen di Kampusnya.
Demi menjaga kawarasan, mutia bungkam kepada public mengenai statusnya.
"Bapak kenapa nyuruh saya masuk keruangan, tugas saya sudah seleai." Mutia terlihat sekali malas menatap seseorang yang berada di hadapannya.
"Ulangi lagi. Saya nggak puas dengan hasilnya."
"Ini udah bener! Kenapa harus diulang. Perkara nggak puas bukan nggak bener pak!"
"Terserah kamu, kalau mau saya kasih nilai." Heaven membenarkan kacamatanya.
"Ckk! Ini udah revisi 3 kali ya, perasaan ga pas terus di bapak!" Mutia kesal bukan main.
"Kalau mau pas ya puaskan saya." Jawab Heaven dengan entengnya.
Perempuan itu melebarkan matanya, "Sinting!" Sewotnya sebelum meninggalkan ruangan.