Satu nyawa masih terjaga ketika sebagian manusia di bumi sedang mengisi daya mereka. Jam digital di ruangan itu sudah menunjukkan pukul tiga lewat dua puluh lima dini hari. Seorang gadis tengah berbaring di kasurnya yang nyaman, memeluk sebuah hiasan yang dipercaya bisa menangkap mimpi buruk, dreamcatcher-yang di dapatnya sore tadi.
Tatapannya kosong, matanya memerah dengan kantung mata menghitam akibat behari-hari dipaksakan terjaga. Matanya terasa berat, pikirannya kacau dan badannya lelah dari kepala hingga ujung kaki. Tapi ia terlalu takut untuk memejamkan mata, sangat takut, hingga jantungnya berdetak lebih cepat berikut dengan keringat dingin yang tak bisa ia hentikan. Kehadiran dreamcatcher yang sangat disukainya pun sebenarnya tak berpengaruh kecuali untuk mengobati rasa rindunya.
Ia ingin tetap terjaga untuk waktu yang lama. Otak pas-pasannya menolak bahwa yang sedang ia alami sekarang adalah kenyataan. Ponsel yang berada di sisinya juga terus dipaksa agar tetap hidup, menampilkan halaman utama dari sebuah aplikasi chat. Nama teratas dari kontak yang dihubungi adalah alasan kenapa semua ini terjadi. Tidak, bukan bermaksud menyalahkan tapi, dunianya memang sedang tidak berputar karena porosnya terhenti, setengah jiwanya, seseorang yang ia sayang, cinta pertamanya.
Jika saja dreamcatcher hanya mitos, ia tak apa mengalami mimpi buruk, asalkan masih bisa terbangun dan mendapatkan realitanya yang berbeda.
Harus seperti apa ia setelah ini. Hidupnya dipenuhi ketakutan. Bahkan untuk terlelap saja ia kepayahan. Semuanya seperti dikendalikan dengan satu tangan yang tak lagi bisa ia gapai. Menangis adalah hal terakhir yang bisa ia lakukan. Dan bernafas untuknya hanya sebuah keharusan.
--------------------
Memories by @karunnar
Start : Sunday, 10 October 2021
Tentang seorang lelaki gila yang terobsesi dengan adik sepupunya sendiri.
17+
°°°
content warning: smoking, alcohol, abusive language, kissing, promiscuity, dark romance, criminal acts, etc.