WARNING! CERITA INI MENYEBABKAN PIPI PEGAL DAN HIPER BAPER. HARAP HATI-HATI SAAT MEMBACA, TAKUTNYA OVERDOSIS DIBUAT SEBAL DAN GEMAS. ("Masa SMA itu lucu! Suka sama kakak kelas, dilirik aja udah bikin hati melting.") Apa jadinya kalau kita suka sama kakak kelas yang dingin dan super cuek? Jangankan disapa, dilirik saja tidak! Chika, gadis imut, ceria, supel, dan sedikit telmi alias telat mikir kesulitan dalam menangkap mata pelajaran apa pun, tetapi semangat belajarnya tinggi, bahkan dia les di mana-mana, tetapi kenapa dia sulit menangkap pelajaran, ya? Chika, anak tunggal pasangan Jeri dan Mega. Biarpun sudah duduk di kelas XI SMA orang tuanya masih menganggapnya anak kecil. Memanjakannya bak anak masih TK. Kadang Chika kesal tak bisa seperti teman-teman lainnya, bisa keluar main di mal sama teman-teman, nonton di bioskop, bahkan boleh pacaran. Kalau Chika, bolehnya pergi cuma sama orang tuanya. Siang itu Chika bersama Cellia duduk di pinggir lapangan. Mereka menonton kakak kelas yang ganteng-ganteng dan favorit di sekolahan itu sedang berlatih basket. Ada salah satu kakak kelas yang menarik perhatian Chika. Yaitu Galang. Cowok cool, keren, terkenal memiliki otak encer, pantas saja dipilih sebagai ketos alias ketua OSIS. Dia aktif dalam berbagai acara. Apalah daya Chika, hanya bisa mengagumi tanpa bisa meraihnya. Ibarat kata, bermimpi memeluk bulan. Semakin hari nilai Chika memburuk. Ulangan matematika dapat nilai empat. Jauh di bawah standart. Pak Dodon, guru matematika memerintah Galang, selaku murid kesayangannya agar menjadi pembimbing Chika. Seperti mendapat lotere. Chika sangat girang dan semangat. Awal belajar, Galang mengajak Chika ke perpustakaan. Tanpa basa-basi, tanpa kenalan, Galang langsung memberikan Chika soal. Galang dibuat kesal Chika. Pasalnya anak itu sangat sulit menangkap penjelasan. Berbagai jurus penjelasan Galang keluarkan, tapi Chika masih saja sulit menangkapnya. Bagaimana kisah selanjutnya? Silakan baca kisah ini!
3 parts