Arjuno Prawirokusumo menantang dirinya sendiri untuk memiliki 1000 wanita. Namun, itu malah membawanya pada berbagai kejadian aneh. Mulai dari mimpi buruk menjadi siluman babi Chu pat kay, hingga kedatangan nenek tua berkaki tiga di malam bulan purnama.
Juno membuka mata. Seketika dia menjerit saat melihat ibu-ibu sekampung mengerumuninya seperti lalat. Dia terkejut. Kemudian berdehem, "Ehem ...." Sembari memegang lehernya. Dia merasa aneh, kenapa lengkingan yang dihasilkan dari jeritannya, persis seperti suara Lyodra?
Apa dia menelan jakunnya sendiri?
Juno kembali berbicara. Hingga dia tercenung mendengar suaranya sendiri yang mendadak merdu. Dia yakin tidak salah mendengar. Telinganya baik-baik saja. Tapi, Kenapa suaranya berubah menjadi suara manusia berkromosom XX?
Juno meraba kepalanya sendiri. Seketik matanya membulat. Karena tangannya tak salah meraba. Kini rambutnya panjang. Tangannya beralih meraba wajah, pipi, hidung, dagu, hingga ke leher. Mata Juno melotot, karena jakunnya benar-benar lenyap. Tapi, dia yakin tidak menelannya. Juno pun susah payah membasahi tenggorokannya. Tangannya terus meraba hingga dia tercengang saat memegang dadanya sendiri. Dan lolongannya berhasil membuat semua ibu-ibu itu membubarkan diri.
Sebenarnya apa yang terjadi pada Juno?
[CHAPTER MASIH LENGKAP, EXTRA CHAPTER TERSEDIA DI KARYAKARSA]
Sembari menunggu jadwal wisuda, Sabrina memutuskan menerima tawaran bekerja sementara di Event Planner startup milik seniornya di kampus.
Tentu saja, dia nggak berharap banyak.
Berurusan tiap hari dengan Bang Zane yang menyebalkan itu, siapa juga yang betah?
Sayangnya ... pandemi berkata lain.
Jika rencananya paling lama hanya bekerja selama tiga bulan, sekarang dia bukan saja harus mengulur-ulur durasi menjadi bawahan sang bos kampret, tapi juga jadi salah satu teman karantinanya ... entah sampai kapan.
PS. For better experience, baca WRONGFUL ENCOUNTER dulu