Sekilas, mereka terlihat seperti pasangan pada umumnya. Berkenalan, pendekatan, berpacaran, menikah. Seingat Diva, dirinya dan Bayu melewati semua fase itu dengan baik. Tidak ada yang terlewat.
Kemudian Diva mulai bertanya dari mana perasaan mengganjal itu berpangkal. Ternyata satu bagian terpenting telah dilupakan. Cinta. Selama hampir empat tahun bersama, kata cinta belum pernah ditukar diantara mereka. Diva tidak berani memulainya lebih dulu, sedangkan Bayu tidak pernah punya hal semacam itu.
Meski saling menyadari betapa tidak tepatnya keheningan itu, keduanya memilih tidak peduli.
"Sudahkah aku menjadi belahan jiwa kamu?"
Adalah pertanyaan yang selalu sekedar menggantung diujung lidah Diva. Menyiksa, tapi dibiarkan saja.
Sampai kemudian, kembalinya masa lalu Bayu menjadi titik balik dari segalanya. Diva tidak punya ruang untuk diam lagi. Ujungnya ia sampai juga pada persimpangan yang selama ini ia tunda-tunda. Genggam atau lepaskan. Bagaimana Diva bisa memutuskan sedangkan keduanya tidak pernah sedikit berbeda? Pada akhirnya, dia tetap terluka juga.