Jika sorot mata bisa membunuh, mungkin raga nya tak lagi utuh. Kala resah pada tiap langkah diawasi dan geraknya seolah terbatasi. Hellice Valerie pikir semuanya sebatas kebetulan, bak komedi putar. Dia masa bodo, namun sepertinya semesta balik membodohinya. Merasa segala hal tentang takdir yang enggan Ia percaya, atau hidupnya yang berubah semudah membalikkan telapak tangan tanpa banyak upaya. Seperti sebuah lamaran yang tidak Hellice duga-duga datang ke kediamannya dari keluarga yang makin membuatnya tak habis pikir kenapa. Gavin Alexander, pemilik netra setajam jarum yang entah kenapa familiar. Menusuknya perlahan pada tiap pertemuan, tak nyaman namun anehnya menenggelamkan. Iya, calon suaminya yang entah bagaimana membuatnya merasa bak kelinci bodoh yang masuk dalam perangkap.