Apakah Tuhan Menghukumku?
Itu yang selalu Delora tanyakan. Kisahnya bukan kisah hidup menyenangkan seperti novel romansa. Melainkan kenyataan kehidupan yang sesungguhnya, masa-masa yang sulit, masalah yang semakin memuncak, masa di mana setiap remaja saat ini sangat membutuhkan rumah untuk bersandar. Tapi ini bukan soal bangunan rumah.
Delora lelah, dia selalu merasa mati lebih baik. Tapi terkadang dia berpikir, lantas setelah mati akan apa? Hingga akhirnya ada seseorang yang datang, mengajarkan apa itu hidup dan bagaimana caranya bahagia. Apakah Delora akan bertahan setelah mendengarnya atau masih berpikir mati lebih baik? Baginya, hancur lebih mudah dari bertahan. Itu yang dia pelajari sedari kecil.
Semua orang berhak merasakan bahagia, 'kan?
"Engkau dengar? Cabut saja nyawaku!" - Delora Rasiyah Adrienne.
"Dilahirkan bukan sebuah pilihan, untuk tetap kuat bertahan hanya orang-orang pilihan Tuhan," - Raingarda Januar.
*Contains abusive words, violence, self-harm.
Welcome home
Apakah kamu bersedia menemani Delora? Oh tidak, ini bukan hanya tentang Delora. Tetapi kelima orang lainnya juga yang berjalan beriringan menemani Delora.
Novel romansa, ketika ceritanya berakhir bahagianya juga berakhir. Lantas bagaimana kelanjutan kehidupan sang pembaca? Cerita ini berakhir, semoga kebahagiaan pembaca dimulai.
Like and comment, ya! Mau ngeluh di komenan juga engga apa-apa.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan