Keringat dingin terus mengucur, hujan tak kunjung berhenti, bahkan sekarang disertai petir dan gluduk yang seakan akan tertawa akan penderitaan Tata yang akan datang sebentar lagi.
Tata merutuki diri nya sendiri, ia berjanji tidak akan mengulangi hal yang bodoh lagi.
Tiba-tiba saja dosen di depan Tata meletakkan map kuning tersebut di atas meja berlapis kaca itu dengan kasar, yang berhasil membuat Tata mendongakkan kepalanya.
"Boleh saya injak jurnal kamu?" Ucap laki laki tampan, namun sadis di depan Tata.
Tata menggenggam tangannya dengan kuat, sembari melihat papan nama yang berdiri gagah di atas meja tersebut, dengan map kuning, yang kertas didalamnya sudah keluar dari tempatnya dengan mengenaskan.
"Arjuna Mahendra, dasar dosen sialan" batin Tata